Sukses

Deprogramming: Mengendalikan Kembali Pikiranmu

Deprogramming: Mengendalikan Kembali Pikiranmu – Otakmu adalah karya luar biasa. Kemampuannya dalam memproses dan menyimpan informasi bahkan tidak bisa disaingi oleh komputer paling canggih sekalipun, sekarang atau di masa depan. Otak ini begitu pintar sampai-sampai ia bisa menjalankan hidupmu tanpa perlu banyak campur tangan dari “dirimu” secara sadar.

Bagaimana cara otak menentukan keputusan terbaik? Biasanya, berdasarkan pengalaman yang kamu alami sampai saat itu. Sejak lahir, otakmu langsung bekerja dengan satu tujuan utama: melindungi dirimu. Otak ingin memastikan kamu bisa bertahan hidup, jadi ia mengumpulkan semua informasi, mengelompokkan pengalaman, dan membaginya ke dalam kategori seperti “baik”, “buruk”, “suka”, atau “tidak suka.” Bisa dibilang, otak membuat “kotak-kotak” dan memasukkan berbagai hal ke dalamnya, lalu menghubungkan kotak-kotak ini dengan reaksi tertentu.

Semakin banyak pengalaman yang masuk ke dalam “kotak-kotak” ini, semakin otomatis reaksi kita terhadap kehidupan. Bahkan setelah kejadian yang menyebabkan kotak itu terbentuk sudah lama berlalu, referensinya tetap ada. Hasilnya? Sikap dan pola pikir kita terhadap sesuatu terbentuk, tanpa kita benar-benar ingat alasannya.

Misalnya, mungkin dulu ada seseorang yang membuatmu merasa tidak nyaman, tapi kamu tidak ingat kenapa. Otakmu hanya menyimpulkan, “Aku tidak suka orang seperti itu.” Atau mungkin pelatih sepak bolamu dulu berkata kalau kamu payah bermain bola. Informasi ini masuk ke dalam kotak “Hal yang Menyedihkan.” Otak menghubungkan kotak itu dengan perasaan tidak percaya diri, sedih, bahkan marah. Jadi, tanpa sadar, setiap kali kamu mengingat sepak bola, kamu merasa buruk tentang diri sendiri. Jika kebetulan saat itu cuaca mendung, itu hanya akan memperkuat perasaan sedih karena otakmu menghubungkan mendung dengan hal-hal negatif.

Lalu, bagaimana cara mengubah ini?

Otak sudah mengambil alih kendali. Kebanyakan dari kita hidup dengan mode auto-pilot, bereaksi secara otomatis terhadap sesuatu tanpa menyadari bahwa kita bisa memilih untuk merespons dengan cara yang berbeda. Kamu harus merebut kendali kembali.

Caranya adalah dengan menyadari pola reaksi yang otakmu lemparkan kepadamu. Saat kamu mulai sadar bahwa suatu reaksi hanya sekadar kebiasaan lama yang terprogram di otak, kamu bisa memilih untuk tidak mengikutinya.

Tentu, ini tidak mudah. Kamu sudah seperti ini sepanjang hidupmu. Saat mencoba berubah, pikiranmu akan melawan. Kamu mungkin tidak bisa langsung menghapus semua kotak itu. Tapi kamu bisa mulai melihat reaksi otak sebagai sekadar saran, bukan perintah.

Semakin sering kamu menangkap dirimu bereaksi secara otomatis terhadap sesuatu, semakin besar kesempatanmu untuk menghentikan reaksi itu dan menggantinya dengan respon yang kamu pilih sendiri. Inilah langkah pertama untuk deprogramming—melepaskan diri dari pola pikir lama dan mulai melihat hidup dengan cara yang baru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *