Sukses

Fakta tentang Seni Mempengaruhi Orang Lain

Fakta tentang Seni Mempengaruhi Orang Lain – Kita semua bisa belajar bagaimana cara mempengaruhi orang lain, baik di tempat kerja, dalam keluarga, maupun di lingkaran pertemanan. Dalam dunia kerja, kemampuan untuk mempengaruhi adalah kekuatan yang bisa kamu gunakan dalam berhubungan dengan atasan, manajer, pelanggan, dan rekan kerja.

Tapi jangan salah paham, mempengaruhi bukan berarti menjilat. Itu dua hal yang berbeda.

Livia, istri dari Octavian (Caesar Augustus) dan ibu dari Tiberius, adalah salah satu orang paling berpengaruh di Roma. Ia tidak dikenal sebagai penjilat, tapi sejarah mencatatnya sebagai salah satu orang Romawi paling kuat di masanya.

Faktanya, ada orang yang punya pengaruh lebih besar dibandingkan mereka yang terlihat berkuasa. Kamu pasti pernah melihat seorang asisten administrasi yang bisa mengendalikan satu departemen, bahkan seluruh perusahaan.

Bagaimana cara mengembangkan seni mempengaruhi orang lain?

Salah satu cara terbaik untuk memulainya adalah dengan membangun reputasi yang kuat dalam hal integritas. Itu sebabnya, jangan pernah ikut-ikutan menjelekkan orang lain di belakang mereka, karena hal itu hanya akan merusak kredibilitasmu. Mungkin rasanya menggoda untuk ikut mengkritik seseorang yang tidak ada di tempat, tapi itu tidak akan membantumu membangun pengaruh terhadap mereka.

Bahkan, gosip dan fitnah bisa menghancurkan reputasimu di mata semua orang. Teman-temanmu pun mungkin akan mulai mempertanyakan apakah kamu bisa dipercaya jika mereka melihatmu sering membicarakan orang lain di belakang. Pengaruh sejati dibangun dengan loyalitas, kepercayaan, dan kejujuran. Intinya, kalau kamu ingin dihormati dan berpengaruh dalam sebuah kelompok, kamu harus dikenal sebagai seseorang yang punya integritas.

Hal berikutnya yang tidak kalah penting adalah ketulusan dalam membantu orang lain dan menunjukkan kepedulian terhadap mereka.

Semakin baik kamu memahami kebutuhan orang lain, semakin luas jaringan pertemanan dan hubungan yang bisa kamu bangun.

Aku punya pengalaman pribadi tentang membangun jaringan. Dulu aku bekerja di sebuah perusahaan di Amerika, di mana 95% karyawannya adalah penutur asli bahasa Spanyol. Posisiku adalah mengelola sebuah departemen kecil di perusahaan itu, tapi aku sama sekali tidak bisa berbahasa Spanyol.

Setelah hari pertama bekerja, aku langsung membeli kamus Spanyol-Inggris di toko buku terdekat.

Asistenku yang berbahasa Spanyol ingin belajar bahasa Inggris, jadi kami saling membantu di sela-sela pekerjaan, saat makan siang, istirahat, dan setelah pulang kerja. Dalam waktu satu tahun, kami berdua bisa berbicara dalam bahasa satu sama lain. Kami juga berbagi cerita tentang budaya, musik, dan makanan masing-masing.

Hasilnya, kami jadi teman baik, bekerja lebih kompak, dan departemen kami sangat produktif. Sekarang bahasa Spanyolku memang agak berkarat, tapi aku masih sering menggunakannya setiap minggu di perusahaanku sendiri.

Dari pengalaman ini, aku belajar bahwa dengan meluangkan waktu untuk memahami tindakan, budaya, perilaku, dan sudut pandang orang lain, kita bisa membangun pengaruh yang kuat.

Namun, kemampuan untuk mempengaruhi seharusnya bukan digunakan untuk kepentingan pribadi semata. Akan lebih baik jika digunakan untuk kebaikan bersama dalam suatu kelompok.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *