Jangan Lupa Bermimpi
Jangan Lupa Bermimpi – Terkadang, kita sadar kalau hidup kita butuh perubahan. Dari situ, lahirlah sebuah mimpi. Masalahnya, kita sering takut menghadapi hal yang tidak pasti dan malah menutup diri dari kesempatan yang ada.
Di tahun 1800-an, kehidupan sangat berbeda. Charles Tiffany baru berusia 15 tahun ketika ia menyelesaikan pendidikannya dan mulai bekerja di toko serba ada milik ayahnya, yang memiliki pabrik kapas di Connecticut. Ia bekerja keras setiap hari dan terus belajar hal baru. Namun, saat usianya menginjak 25 tahun, ia masih belum memiliki apa pun yang bisa disebut miliknya—bahkan uang pun nyaris tak ada.
Ketika Kebutuhan Memicu Tindakan
Saatnya mengubah hidup—saatnya menciptakan kesuksesan sendiri. Bayangkan percakapan Charles dengan sahabatnya yang juga calon rekan bisnisnya, John Young.
“Kita harus ke New York!”
“Buat apa?” tanya John ragu.
“Kita akan membuka toko alat tulis dan pernak-pernik di Broadway!”
John mulai melihatnya dengan tatapan aneh, “Dengan uang dari mana?”
“Aku sudah membujuk ayahku untuk meminjamkan $1000.”
“Seribu dolar? Cuma itu? Gimana kita bisa memulai bisnis dan tetap bertahan hidup dengan uang segitu?”
Charles menjawab dengan mantap, “Kalau nggak sekarang, kita bakal terjebak di sini selamanya.”
Akhirnya, dua anak muda itu berangkat ke New York pada tahun 1837.
Perbesar Harapanmu
Tiga hari pertama bisnis mereka di Broadway berjalan buruk. Toko Tiffany & Young hanya menghasilkan $4,38. Tapi mereka tidak menyerah. Dengan tekad kuat, mereka terus bekerja keras dan menjual produk yang dibutuhkan orang.
Dua tahun kemudian, mereka mulai menjual gelas, peralatan makan, porselen, jam, dan perhiasan.
Mereka belajar banyak hal. Mereka tahu bahwa kesempatan harus dicari. Mereka sadar bahwa setiap tahun akan ada tantangan dan peluang baru. Tapi saat itu, Charles masih belum membayangkan bahwa bisnisnya akan berkembang sejauh ini.
Cari Cara untuk Berkembang
Pada tahun 1841, mereka menambah rekan bisnis baru—seseorang yang bisa bepergian ke luar negeri untuk meningkatkan daya beli mereka.
Enam tahun kemudian, mereka melihat pasar emas berkualitas tinggi mulai berkembang dan memutuskan untuk memproduksi perhiasan mereka sendiri.
Setahun setelahnya, pada tahun 1847, Eropa mengalami gejolak politik yang menyebabkan harga berlian di Paris turun 50%. Mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk membeli berlian dalam jumlah besar dan menjualnya kembali di Amerika dengan keuntungan besar.
Selama bertahun-tahun, mereka terus berkembang dan berpindah ke toko yang lebih besar dan lebih mewah. Pada tahun 1867, mereka akhirnya membuka toko terkenal mereka di Broadway—Tiffany’s.
Anak muda yang awalnya hanya ingin membuka toko alat tulis ini akhirnya memiliki bisnis senilai $2 juta (setara dengan perusahaan bernilai miliaran dolar saat ini), yang kemudian menjadi perusahaan perhiasan terbesar di Amerika Utara.
Beri Ruang untuk Berkembang
Terkadang, mimpi awal kita hanyalah bayangan kecil dari potensi sebenarnya. Tiffany tidak pernah bermimpi menjadi pemilik perusahaan perhiasan terbesar di Amerika Utara. Ia hanya terus melangkah dan terbuka terhadap setiap peluang yang ada.
Jadi, jangan takut untuk bermimpi. Ambil langkah nyata untuk mewujudkannya. Tapi jangan biarkan impianmu berhenti di batas yang kamu buat sendiri. Biarkan impian itu tumbuh, berkembang, dan menjadi lebih besar dari yang pernah kamu bayangkan. Terus belajar, terus melangkah, dan raih kesempatan yang ada! 🚀