Pesanan Kosmis – Kekuatan Berpikir Positif
Pesanan Kosmis – Kekuatan Berpikir Positif – Kalau kamu membaca artikel ini, berarti ada sesuatu dalam dirimu yang secara sadar atau tidak sadar ingin mencari cara untuk mengubah hidup menjadi lebih baik. Apa yang akan kamu pelajari ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru, tetapi pola pikir dan proses yang sudah ada sejak lama. Dengan mengambil langkah sederhana dan mengikuti cara yang sudah terbukti, hidupmu, sikap mentalmu, kesehatanmu, dan banyak hal lainnya bisa berubah. Bahkan, keinginanmu bisa benar-benar terwujud.
Sebelum mulai, ada satu hal penting yang harus kamu pahami dan ingat baik-baik.
Kekuatan Berpikir Positif adalah teori yang mengatakan kalau kamu yakin hal-hal baik akan terjadi, maka akan ada perubahan energi di sekitarmu yang membuat hal-hal baik benar-benar terjadi. Banyak orang yang percaya dengan konsep ini, tapi banyak juga yang menganggapnya omong kosong atau hanya sekadar motivasi kosong ala dongeng.
Faktanya? Dua-duanya benar.
Berpikir positif itu soal keyakinan. Kalau kamu yakin ini tidak akan berhasil, ya memang tidak akan berhasil. Tapi kalau kamu percaya ini bisa berhasil, maka kamu akan mulai melihat hasilnya. Untuk orang yang tidak percaya, berpikir positif itu seperti mencoba cari kerja setelah lulus sekolah: kamu butuh pengalaman untuk dapat kerja, tapi kamu juga butuh kerja untuk dapat pengalaman. Rasanya membingungkan harus mulai dari mana. Tapi seperti hal lain dalam hidup, cara terbaik untuk memulai berpikir positif adalah dengan langkah kecil. Ibarat menanam benih, kamu harus belajar merawat dan menyiraminya sampai akhirnya berkembang menjadi kebun yang subur. Apapun bisa terjadi dengan berpikir positif, bahkan kalau awalnya kamu menganggapnya tidak masuk akal.
Norman Vincent Peale, tokoh utama di balik konsep berpikir positif, pernah berkata:
“Kalau kamu punya semangat dan antusiasme, maka kamu akan menarik semangat dan antusiasme ke dalam hidupmu. Hidup akan memberikan hal yang sama seperti yang kamu berikan.”
Intinya, berpikir positif itu seperti virus yang menular. Sama seperti kemarahan dan emosi negatif bisa menyebar dengan cepat, begitu juga dengan kebahagiaan dan humor—dan kabar baiknya, perasaan positif biasanya menyebar lebih cepat. Pernah nggak kamu perhatikan, kalau suasana sedang tegang, cara tercepat untuk mencairkannya adalah dengan bercanda? Begitu ada yang tertawa, suasana langsung lebih santai. Bahkan kalau orang yang sedang marah tetap kesal, setidaknya mereka bisa berbicara dengan lebih tenang dan tidak terbawa emosi.
Sekarang saatnya kamu mulai. Benih keyakinan sudah ada dalam dirimu, tinggal membersihkan pikiran dari keraguan dan bersiap menanam hal-hal positif. Kamu akan belajar cara mengubah pikiran negatif menjadi pupuk yang akan membantu impianmu tumbuh.
Hapus Pikiran Negatif
Untuk mulai menggunakan kekuatan berpikir positif, mulailah dari hal kecil—apalagi kalau kamu masih ragu-ragu. Misalnya, lebih realistis kalau kamu berkata, *”Besok pagi aku nggak akan menekan tombol snooze berkali-kali dan nggak akan mengantuk seharian,”* daripada mengatakan, *”Besok pagi aku akan bangun di rumah mewah sebagai miliarder.”*
Agar berpikir positif bisa bekerja, pertama-tama kamu harus *membuang* pola pikir negatif yang sudah kamu bangun seumur hidup. Bagi sebagian orang, ini proses bertahap: semakin sering kamu melihat hasil dari berpikir positif, semakin mudah kamu meyakini bahwa hal-hal baik juga bisa terjadi padamu, bukan hanya pada orang lain.
Apa yang menghambatmu?
Bahkan orang yang percaya dengan teori berpikir positif pun kadang masih ragu. Ada banyak hal yang bisa mengganggu pola pikir kita, seperti rasa tidak percaya diri atau kebiasaan negatif yang sudah melekat. Nah, bagian ini akan membahas hambatan umum dalam berpikir positif dan cara mengatasinya.
Percaya Diri: Virus “Aku Mencintai Diriku Sendiri”
Dulu, konsep percaya diri hampir tidak dikenal. Bahkan, banyak orang menganggapnya sebagai sifat yang sombong atau egois. Tapi di era modern, percaya diri justru dianggap penting agar kita bisa menjalani hidup dengan lebih baik.
Namun, ada dilema di sini. Di satu sisi, kita diajarkan untuk rendah hati dan tidak terlalu memikirkan diri sendiri. Di sisi lain, kita juga diberi tahu bahwa kita harus mencintai diri sendiri dan tidak boleh meremehkan kemampuan kita. Akibatnya, banyak orang ingin percaya diri, tapi sering kali merasa bersalah kalau terlalu memikirkan dirinya sendiri.
Karena ada dua sudut pandang yang bertolak belakang, percaya diri menjadi sesuatu yang cukup rumit. Padahal sebenarnya, kamu hanya perlu menyeimbangkan antara rendah hati dan menghargai diri sendiri. Kamu harus belajar meyakinkan diri bahwa kamu berharga dan pantas mendapatkan yang terbaik, tapi pada saat yang sama tetap sadar bahwa kamu bukan pusat alam semesta.
Walaupun terdengar sulit, sebenarnya ini bisa dilakukan dengan cara yang sederhana. Dan itu semua dimulai dari pola pikir yang positif.